💫 *Azab yang tiba-tiba bagi yang dzalim …*
Allah berfirman,
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ.
“Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.” [QS. Ibrohim: 42]
Yakni janganlah kamu mengira bahwa Allah lalai dari penyiksaan terhadap orang-orang zalim ketika kamu melihat mereka dalam kesehatan, keamanan, dan kenikmatan.
إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ
(Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka)
Yakni menunda balasan atas kezaliman mereka, sehingga mereka tidak disiksa saat ini juga.
لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصٰرُ
(sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak)
Yakni pandangan orang-orang yang ada di padang mahsyar mengarah ke atas karena mereka melihat kengerian di hari itu, mata mereka terbuka dan tidak bergerak akibat besarnya kebingungan dan ketakjuban mereka. [Tafsir Al-Muyassar]
Berkata Imam Ibnu Katsir رحمه الله,
Janganlah kamu mempunyai dugaan bahwa Allah melupakan orang-orang yang zalim dan membiarkan mereka tanpa menghukum mereka karena perbuatannya, hanya karena Allah menangguhkan ajal kebinasaan mereka. Bahkan Allah menghitung-hitung semua perbuatan zalim yang mereka lakukan dengan perhitungan yang sangat terperinci.
{إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الأبْصَارُ}
Sesungguhnya Allah memberi tangguh mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. [QS. Ibrahim: 42]
Yaitu karena kedahsyatan dan kengerian serta huru-hara yang terjadi di hari kiamat.
Kemudian Allah menceritakan perihal kebangkitan mereka dari kuburnya masing-masing serta ketergesa-gesaan mereka dalam menuju Padang Mahsyar. [Tafsir Ibnu Katsir]
Faedah lain dari ayat ini, sebagaimana yang diterangkan oleh para ulama. Disebutkan dalam sejarah bahwa orang musyrik Mekah selalu menghalang-halangi dan menentang Nabi Muhammad dan para sahabat dalam melaksanakan dakwah sebagaimana yang telah diperintahkan Tuhan kepada mereka. Semakin hari halangan dan rintangan itu semakin bertambah, bahkan sampai kepada penganiayaan dan pemboikotan. Banyak para sahabat yang dianiaya. Mereka tidak mau mengadakan hubungan jual-beli, hubungan persaudaraan dan hubungan tolong-menolong dengan kaum Muslimin. Demikian beratnya siksaan dan penganiayaan itu hampir-hampir Nabi dan para sahabat putus asa, serasa apa yang ditugaskan Allah kepadanya tidak akan terlaksanakan. Dalam pada itu orang-orang musyrik kelihatannya seakan-akan diberi hati oleh Allah dengan memberikan kekuasaan dan kekayaan harta. Tindakan mereka semakin hari semakin merajalela.
Dalam keadaan yang demikian Allah memperingatkan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dengan ayat yang menyatakan: “Wahai Muhammad, janganlah kamu menyangka Allah lengah dan tidak memperhatikan tindakan dan perbuatan orang-orang musyrik Mekah yang zalim itu. Tindakan dan perbuatan mereka itu adalah tindakan dan perbuatan yang menganiaya diri mereka sendiri. Allah pasti mencatat segala perbuatan mereka. Tidak ada satu pun yang luput dari catatannya. Semua tindakan dan perbuatan mereka itu akan diberi balasan dengan balasan yang setimpal. Allah akan memasukkan mereka ke dalam neraka yang menyala-nyala di akhirat nanti.”
Dengan turunnya ayat ini tenteramlah hati Nabi dan para sahabat. Semangat juang mereka bertambah. Mereka meningkatkan usaha mengembangkan agama Allah. Semakin berat tekanan dan penganiayaan yang dilakukan kaum musyrikin, makin bertambah pula usaha mereka menyiarkan agama Islam, karena sangat percaya bahwa Allah pasti akan menepati janji-Nya.
Zahirnya ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم tetapi yang dimaksud ialah seluruh umat Nabi Muhammad, termasuk umatnya yang hidup pada masa kini. Karena itu hendaknya janganlah kaum muslimin terpengaruh oleh kehidupan orang-orang yang zalim yang penuh kemewahan dan kesenangan, seakan-akan mereka umat yang disenangi Allah. Semuanya itu hanyalah merupakan cobaan Tuhan, dan sifatnya sementara sampai kepada waktu yang ditentukan, yaitu hari yang penuh dengan huru-hara dan kesengsaraan, di suatu hari di mana mata manusia membelalak ketakutan menghadapi balasan yang akan diberikan Allah.
Wallahu a’lam
🍃 Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc