๐ฅ *Ciri-ciri manusia yang berakal…*
Wasiat para Salaf.
Berkata Imam Abu Hatim Muhammad Ibnu Hibban ุฑุญู ู ุงููู :
ุงููุงุฌุจ ุนูู ุงูุนุงูู ูุฒูู ุงูุณูุงู ุฉ ุจุชุฑู ุงูุชุฌุณุณ ุนู ุนููุจ ุงููุงุณุ ู ุน ุงูุงุดุชุบุงู ุจุฅุตูุงุญ ุนููุจ ููุณูุ ูุฅู ู ู ุงุดุชุบู ุจุนููุจู ุนู ุนููุจ ุบูุฑู ุฃุฑุงุญ ุจุฏููุ ููู ูุชุนุจ ููุจูุ ูููู ุง ุงุทูุน ุนูู ุนูุจ ูููุณู ูุงู ุนููู ู ุง ูุฑู ู ุซูู ู ู ุฃุฎููุ ูุฅููู ู ูู ุงุดุชุบู ุจุนููุจ ุงููุงุณ ุนู ุนููุจ ููุณู ุนู ู ููุจููุ ูุชุนุจ ุจุฏูููุ ูุชุนุฐููุฑ ุนููู ุชุฑู ุนููุจ ููุณูุ
โWajib bagi orang yang berakal untuk senantiasa menetapi (mencari) keselamatan dirinya dengan meninggalkan perbuatan tajassus (mencari-cari aib orang lain), hendaklah ia senantiasa sibuk memperbaiki aibnya sendiri.
Karena sesungguhnya orang yang sibuk memikirkan aibnya sendiri dan melupakan aib orang lain, maka hatinya akan menjadi tenteram dan tidak akan merasa lelah.
Maka setiap kali dia melihat aib yang ada pada dirinya, maka dia akan merasa ringan tatkala melihat aib yang serupa ada pada saudaranya.
Sementara orang yang senantiasa sibuk dengan mencari aib orang lain dan melupakan aibnya sendiri, maka hatinya akan buta, badannya akan merasa letih dan akan sulit baginya meninggalkan kejelekan dirinya.โ
ูุฅู ู ู ุฃุนุฌุฒ ุงููุงุณ ู ู ุนุงุจ ุงููุงุณ ุจู ุง ูููู ุ ูุฃุนุฌุฒ ู ูู ู ููู ุนุงุจูู ุจู ุง ูููุ ูู ู ุนุงุจ ุงููุงุณ ุนุงุจููุ
Dan sesungguhnya manusia yang paling lemah ialah manusia yang suka mencela manusia lainnya dengan aib yang ada pada mereka.
Dan yang lebih lemah lagi diantara mereka ialah manusia yang mencela aib yang ada padanya.
Dan siapa yang mencela manusia, mereka pun akan mencelanya.
ูููุฏ ุฃุญุณู ุงูุฐู ูููู:
ุฅุฐุง ุฃูุช ุนุจุช ุงููุงุณ ุนุงุจูุง ูุฃูุซุฑูุง *** ุนููู ูุฃุจุฏูุง ู
ูู ู
ุง ูุงู ูุณุชุฑ
Betapa baiknya ucapan ini:
Kalau kamu mencela manusia, maka mereka akan mencelamu dan lebih banyak lagi # wajib atasmu untuk memulai dari dirimu apa yang menjadi rahasiamu
ุงูุชุฌุณุณ ู ู ุดุนุจ ุงูููุงูุ ูู ุง ุฃู ุญูุณูู ุงูุธู ู ู ุดุนุจ ุงูุฅูู ุงูุ
Memata-matai itu bagian dari kemunafikan, sebagaimana husnudz-dzan itu bagian itu bagian dari keimanan
ูุงูุนุงูู ูุญุณู ุงูุธู ุจุฅุฎูุงููุ ููููุฑุฏ ุจุบู ูู ู ูุฃุญุฒุงููุ
Orang yang berakal itu selalu husnudz-dzan terhadap saudaranya, dan membersihkan dari dari kegundahan dan kegelisahan.
ูู ุง ุฃู ุงูุฌุงูู ูุณูุก ุงูุธู ุจุฅุฎูุงููุ ููุง ูููุฑ ูู ุฌูุงูุงุชู ูุฃุดุฌุงูู.
Sebagaiman orang yang jahil itu selalu su’udz-dzan terhadap saudara-saudaranya, dan tidak berfikir atas pelanggaran dan kriminalnya.
[Raudhatul โUqala Wa Nuzhatul Fudhola’ hal.131]
๐ Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc