Datangnya generasi yang lebih jelek…
Tadabbur ayat Al-Qur’an
Allah berfirman,
فَخَلَفَ مِنۢ بَعۡدِهِمۡ خَلۡفٌ أَضَاعُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَٱتَّبَعُوا۟ ٱلشَّهَوَ ٰتِۖ فَسَوۡفَ یَلۡقَوۡنَ غَیًّا.
إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَـٰلِحࣰا فَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ یَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ وَلَا یُظۡلَمُونَ شَیۡـࣰٔا
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun.” [QS. Maryam 59-60]
Setelah Allah menceritakan tentang golongan orang-orang yang beruntung, yaitu para Nabi dan para pengikut mereka yang menegakkan hukum-hukum dan perintah-perintah Allah, serta menunaikan fardhu-fardhu ketentuan Allah, lagi meningalkan berbagai ancaman-Nya; Dia menyebutkan bahwa:
فَخَلَفَ مِنۢ بَعۡدِهِمۡ خَلۡفٌ
“Akan datang sesudah mereka satu generasi,”
yaitu generasi (kurun) lain;
أَضَاعُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ
“Yang menyia nyiakan shalat,”
dan jika mereka menyia-nyiakannya, maka kewajiban-kewajiban lain pasti lebih diremehkan. Karena shalat adalah tiang agama dan sebaik-baik amal seorang hamba. Kemudian, mereka pasti akan menuruti kesenangan dan kelezatan dunia, serta senang dengan kehidupan dunia, mereka merasa tenteram di dalamnya. Mereka itu akan ditimpa “ghayya,” yaitu kerugian pada hari Kiamat.
Ka’ab al-Ahbar berkata: “Demi Allah, sesungguhnya aku mendapatkan sifat orang-orang munafik di dalam Kitab Allah adalah mereka banyak minum kopi, meninggalkan shalat, banyak bermain, banyak tidur di waktu malam, lalai di waktu siang dan banyak meninggalkan jama’ah dalam shalat. Kemudian dia membaca ayat ini:
فَخَلَفَ مِنۢ بَعۡدِهِمۡ خَلۡفٌ أَضَاعُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَٱتَّبَعُوا۟ ٱلشَّهَوَات
Al-Hasan al-Bashri berkata: “Mereka meninggalkan masjid dan selalu mengunjungi tempat-tempat hiburan.”
Firman Allah:
إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَـٰلِحࣰا
“Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal shalih,”
yaitu, kecuali orang yang taubat dari meninggalkan shalat dan dari mengikuti syahwat. Karena Allah pasti menerima taubatnya, memperbaiki akibatnya dan menjadikannya sebagai pewaris Jannatun Na’iim.
Untuk itu, Dia berfirman:
فَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ یَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ وَلَا یُظۡلَمُونَ شَیۡـࣰٔا
“Maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya sedikit pun.”
Hal itu disebabkan karena taubat akan menghapuskan sesuatu sebelumnya. Di dalam hadits lain: “Orang yang bertaubat dari dosa adalah seperti orang yang tidak memiliki dosa.” (Sunan Ibnu Majah di kitab az-Zuhud)
Untuk itu, orang-orang yang bertaubat dari pekerjaan yang diamalkannya tidak akan dikurangi sedikit pun dari amal mereka, tidak diterima apa yang mereka amalkan sebelum mereka bertaubat, atau dikurangi apa yang diamalkan sesudahnya. Karena, hal tersebut hilang binasa, lenyap terlupakan dan sia-sia dari kemuliaan Allah yang Mahamulia dan dari kelembutan Allah yang Maha lembut. (Tafsir Al-Qur’an Al-Adhim, Imam Ibnu Katsir)
Diantara faedah ringkas ayat ini:
1. Akan datang generasi setelah generasinya para Nabi dan para Sahabat yang lebih jelek.
2. Diantara sifat jeleknya mereka ialah:
√ Menyia-nyiakan ibadah sholat
√ Mengikuti hawa nafsunya
3. Kesesatanlah yang menjadikan mereka terjerumus dalam kejelekan itu
4. Beruntungnya mereka yang segera bertaubat dari kesesatan dan kejelekannya.
5. Amal sholih menjadi penawar kebengkokan jalan yang sesat.
6. Generasi yang terbaik setelah berlalunya generasi para Nabi dan para sahabat adalah yang memiliki 2 sifat:
√ Segera bertaubat dari kesalahan dan kesesatan
√ Beramal sholih, yaitu beramal sesuai dengan petunjuk dan bimbingan Nabi صلى الله عليه وسلم.
Wallahu a’lam
🍃 Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc