💧 *Memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya …*
_*Tadabbur ayat Al-Qur’an*_
Allah berfirman,
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱسۡتَجِیبُوا۟ لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمۡ لِمَا یُحۡیِیكُمۡۖ وَٱعۡلَمُوۤا۟ أَنَّ ٱللَّهَ یَحُولُ بَیۡنَ ٱلۡمَرۡءِ وَقَلۡبِهِۦ وَأَنَّهُۥۤ إِلَیۡهِ تُحۡشَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan.” [QS. Al-Anfal: 24]
Imam Bukhari mengatakan bahwa makna istajibu ialah penuhilah, dan limayuhyikum artinya sesuatu yang memperbaiki keadaan kalian.
Dari Khubaib ibnu Abdur Rahman yang mengatakan, “Saya pernah mendengar Hafs ibnu Asim menceritakan hadis berikut dari Abu Sa’d ibnu Al-Ma’la yang menceritakan bahwa ketika ia sedang salat, tiba-tiba Nabi صلى الله عليه وسلم lewat dan memanggilnya, tetapi ia tidak memenuhi panggilannya hingga ia menyelesaikan salatnya. Setelah itu barulah datang kepada beliau. Maka beliau bertanya,’ Apakah gerangan yang menghalang-halangi dirimu untuk datang kepadaku?
Bukankah Allah telah berfirman: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan’Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kalian kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kalian. (QS. Al-Anfal: 24)
Kemudian Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya aku akan mengajarkan kepadamu surat yang paling besar dari Al-Qur’an sebelum aku keluar dari Masjid ini.’ Rasulullah bangkit untuk keluar dari masjid, lalu saya mengingatkan janji beliau itu.” [HR Ak-Bukhory]
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kalian. (QS. Al-Anfal: 24) Yakni kepada perkara yang hak. Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kalian. (QS. Al-Anfal: 24) Maksudnya kepada Al-Qur’an ini; di dalamnya terkandung keselamatan, kelestarian, dan kehidupan.
As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kalian. (Al-Anfal: 24) Di dalam agama Islam terkandung kehidupan bagi mereka yang pada sebelumnya mereka mati karena kekafiran.
Firmannya,
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ
dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah mendinding antara manusia dan hatinya. [QS. Al-Anfal: 24]
Ibnu Abbas mengatakan bahwa Allah menghalang-halangi orang mukmin dan kekafiran, serta orang kafir dan keimanan.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: Tidak ada suatu hati pun melainkan berada di antara kedua jari kekuasaan Tuhan Yang Maha Pemurah, Tuhan semesta alam. Jika Dia menghendaki kelurusannya, maka Dia akan meluruskannya; dan jika Dia menghendaki kesesatannya, maka Dia akan menyesatkannya. Dan tersebutlah bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم acapkali mengucapkan doa berikut:
يا مقلب القلوب ثبت قلبي علي دينك
Wahai (Tuhan) yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu.
Nabi bersabda pula: Neraca itu berada di tangan Tuhan Yang Maha Pemurah; Dialah Yang merendahkan dan yang mengangkatnya.
Aisyah pernah mengatakan bahwa di antara doa-doa yang sering diucapkan oleh Rasulullah ialah:
يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati. tetapkanlah hatiku pada agama-Mu.
Aisyah melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau sering sekali mengucapkan doa ini.” Maka beliau menjawab: Sesungguhnya kalbu anak Adam itu berada di antara dua jari Allah jika Dia menghendaki kesesatannya (niscaya Dia membuatnya sesat), dan jika Dia menghendaki kelurusannya (niscaya Dia membuatnya lurus). [HR Bukhory-Muslim]
Ummu Salamah menceritakan bahwa-di antara doa yang sering diucapkan oleh Rasulullah ialah:
Ya Allah Wahai Tuhan Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu.
Ummu Salamah melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah hati itu dapat dibolak-balikkan?” Rasulullah menjawab: Ya, tidak sekali-kali Allah menciptakan manusia dari Bani Adam melainkan kalbunya berada di antara dua jari Allah. Jika Dia menghendaki kelurusannya (tentu Dia meluruskannya), dan jika Dia menghendaki kesesatannya (tentu Dia menyesatkannya). Maka kami memohon kepada Allah Tuhan kami. semoga Dia tidak menyesatkan hati kami sesudah Dia menunjuki kami. Dan kami memohon kepada-Nya semoga Dia menganugerahkan kepada kami dari sisi-Nya rahmat yang luas. Sesungguhnya Dia Maha Pemberi karunia.
Ummu Salamah melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia bertanya, “Wahai Rasulullah, sudikah kiranya engkau mengajarkan kepadaku suatu doa yang akan kubacakan untuk diriku sendiri?”
Rasulullah bersabda: Tentu saja. Ucapkanlah, “Ya Allah, Tuhan Nabi Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, lenyapkanlah kedengkian hatiku, dan lindungilah aku dari fitnah-fitnah yang menyesatkan selama Engkau membiarkan aku hidup.
Abdullah ibnu Amr mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: Sesungguhnya hati Bani Adam itu berada di antara dua jari Tuhan Yang Maha Pemurah seperti halnya satu hati, Dia mengaturnya menurut apa yang dikehendaki-Nya. Kemudian Rasulullah berdoa:
اللهم يا مقلب القلوب صرف قلبي على طاعتك.
Ya Allah, Tuhan Yang membolak-balikkan hati, arahkanlah hati kami untuk taat kepada Engkau. [HR Imam Muslim]
[Diringkas dari tafsir Ibnu Katsir]
🍃 Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc