Bab 17
Syafa’at
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
وَاَنْذِرْ بِهِ الَّذِيْنَ يَخَافُوْنَ اَنْ يُّحْشَرُوْۤا اِلٰى رَبِّهِمْ لَـيْسَ لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ وَلِيٌّ وَّلَا شَفِيْعٌ لَّعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ
“Peringatkanlah dengannya (Al-Qur’an) itu orang yang takut akan dikumpulkan menghadap Tuhannya (pada hari Kiamat), tidak ada bagi mereka pelindung dan pemberi syafaat (pertolongan) selain Allah, agar mereka bertakwa.”
(QS. Al-An’am 6: Ayat 51)
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
قُلْ لِّـلّٰـهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيْعًا ۗ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۗ ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
“Katakanlah, Pertolongan (Syafa’at) itu hanya milik Allah semuanya. Dia memiliki kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada-Nya kamu dikembalikan.”
(QS. Az-Zumar 39: Ayat 44)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قُلِ ادْعُوا الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۚ لَا يَمْلِكُوْنَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِى السَّمٰوٰتِ وَلَا فِى الْاَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيْهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَّمَا لَهٗ مِنْهُمْ مِّنْ ظَهِيْرٍ
“Katakanlah (Muhammad), Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah! Mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrah pun di langit dan di bumi, dan mereka sama sekali tidak mempunyai peran serta dalam (penciptaan) langit dan bumi dan tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.”
(QS. Saba’ 34: Ayat 22)
وَلَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهٗۤ اِلَّا لِمَنْ اَذِنَ لَهٗ ۗ حَتّٰۤى اِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوْبِهِمْ قَالُوْا مَاذَا ۙ قَالَ رَبُّكُمْ ۗ قَالُوا الْحَـقَّ ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيْرُ
“Dan syafaat (pertolongan) di sisi-Nya hanya berguna bagi orang yang telah diizinkan-Nya (memperoleh syafaat itu). Sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu? Mereka menjawab, (Perkataan) yang benar, dan Dialah Yang Maha Tinggi, Maha Besar.”
(QS. Saba’ 34: Ayat 23)
Abul ‘Abbas mengatakan, Allah telah menyangkal segala hal yang menjadi tumpuan kaum musyrikin, selain Diri-Nya sendiri, dengan menyatakan bahwa tak seorang pun selain Allah mempunyai kekuasaan, atau sebagainya, atau pembantu Allah. Adapun tentang syafa’at, maka telah ditegaskan Allah bahwa syafa’at ini tidak berguna kecuali bagi orang yang telah diizinkan Allah untuk memperolehnya, sebagaimana firmanNya,
“Dan mereka tiada memberi syafa’at melainkan kepada orang yang diridhai Allah.” (Al-Anbiya’: 28)
Syafa’at yang diperkirakan oleh kaum musyrikin inilah yang tidak ada pada hari Kiamat, sebagaimana dinyatakan demikian oleh Al-Qur’an.
Dan diberitakan oleh Nabi bahwa beliau pada hari Kiamat akan datang bersujud kepada Allah dan menghaturkan segala puji kepadaNya. Beliau tidak langsung dengan memberi syafa’at lebih dahulu. Setelah itu barulah dikatakan kepada beliau,
“Angkatlah kepalamu, katakanlah niscaya akan didengar yang kamu katakan, mintalah niscaya akan diberikan apa yang kamu minta, dan berilah syafa’at niscaya akan diterima syafa’at yang kamu berikan itu.”(H.R. Bukhori dan Muslim)
Abu Hurairah telah bertanya kepada beliau, “Siapakah oreng paling beruntung dengan syafa’at engkau?” beliau menjawab, “Ialah orang yang mengucapkan ‘La Ilaha Illallah’ dengan ikhlas dari dalam hatinya.” (H.R. Imam ahmad dan Bukhori)
Syafa’at yang ditetapkan ini adalah syafa’at untuk Ahlul Ikhlas wat-Tauhid (orang yang mentauhidkan Allah dan memurnikan ibadah kepada Nya.), dengan seizin Allah dan bukan untuk mereka yang berbuat syirik kepadaNya. Dan pada hakekatnya, bahwa Allah-lah yang melimpahkan karuniaNya kepada Ahlul Ikhlash wat-Tauhid dengan memberikan maghfirah kepada mereka melalui doa orang yang diizinkan Allah untuk memperoleh syafa’at, untuk memuliakan orang itu dan menerimakan kepadanya Al-Maqam Al-Mahmud (kedudukan terpuji).
Jadi syafa’at yang dinyatakan tidak ada oleh Al-Qur’an, adalah apabila ada sesuatu syirik di dalamnya. Untuk itu Al-Qur’an telah menetapkan dalam beberapa ayat bahwa syafa’at adalah dengan izin dari Allah; dan Nabi sudah menjelaskan bahwa syafa’at hanyalah untuk Ahlut-Tauhid wal-Ikhlash.
Kandungan Bab ini
1. Tafsiran ayat ini tersebut di atas.
2. Syafa’at yang dinyatakan tidak ada, adalah syafa’at yang terdapat di dalamnya unsur syirik.
3. Syafa’at yang ditetapkan, adalah syafa’at untuk Ahlut Tauhid wal-Ikhlash dengan izin dari Allah.
4. Disebutkan tentang syafa’at kubra, yaitu Al-Maqam Al-Mahmud.
5. Apa yang dilakukan oleh Rasulullah ketika hendak memberi syafa’at, bahwa beliau tidak langsung memberi syafa’at terlebih dahulu, akan tetapi bersujud dan menghaturkan segala puji kepada Allah. Maka apabila telah diizinkan Allah, barulah beliau memberi syafa’at.
6. Siapakah orang yang paling beruntung dengan syafa’at beliau?
7. Syafa’at tidak diberikan kepada orang yang berbuat syirik kepada Allah.
8. Keterangan tentang hakikat syafa’at.
Semoga bermanfaat
1 thought on “Syafa’at”