💫 Allah saja yang berhak membuat syariat …
Islam agama yang sudah sempurna dan paripurna. Tidak ada lagi yang perlu ditambahkan atau dikurangi darinya. Sejak turun ayat,
ٱلۡیَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِینَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَیۡكُمۡ نِعۡمَتِی وَرَضِیتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَـٰمَ دِینࣰاۚ
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” [QS. Al-Ma’idah 3]
Berkata Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, Firman Allah,
ٱلۡیَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِینَكُمۡ.
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu.
- Seorang Yahudi berkata kepada Umar : Wahai amirul mu’minin, jika seandainya ayat ini diturunkan kepada kami : { الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا }
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”, sungguh kami akan menjadikan waktu diturunkannya ayat ini hari raya, Umar kemudian berkata : sesungguhnya aku mengetahui hari diturunkannya ayat ini, yaitu pada hari ‘Arofah yang bertepatan pada hari Jum’at. Dan menjadi pertanyaan adalah: seberapa banyak dari kaum muslimin yang mengetahui seberapa berharganya hari itu seperti yang diketahui oleh Yahudi tersebut ?!
- Imam Malik bin Anas berkata: Barangsiapa yang mengadakan hal baru dalam perkara agama yang belum pernah diketahui dan dikerjakan oleh para salaf, sungguh dia telah mengklaim bahwa Rasulullah telah berkhianat kepada Agama ini, karena Allah telah berfirman:
{ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ }
maka syari’at yang tidak pernah ada pada hari itu, tidak dapat dijadikan syari’at untuk saat ini.
- Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata : Pada hari ‘Arafah Allah menurunkan firman-Nya:
{ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا }
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”
- Diantara mukjizat balagah dari Al-Qur’an ditunjukkan oleh ayat ini:
{ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي }
dari kita perhatikan lafazh “الدين” diibaratkan dengan kata “الكمال” , dan lafazh “النعمة” diibaratkan dengan kata “التمام” yaitu -و الله أعلم- bahwa kata “الكمال” berarti sempurna yang tidak lagi ada tambahan diatasnya, maka dari itu kita mengetahui bahwa agama ini tidak butuh lagi dengan syari’at tambahan; karena ia telah sempurna, sedangkan kata “التمام”berarti cukup dan butuh tambahan untuk mencapai derajat الكمال, hal itu pun mengajarkan kita bahwa nikmat selalu berbeda dari zaman ke zaman setelahnya, maka apa yang dinikmati oleh kaum faqir saat ini belum tentu dirasakan oleh Harun ar-Rasyid di zamannya.
- Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari-Muslim bahwasanya seorang Yahudi berkata kepada Umar : Jikalau sekiranya ayat ini diturunkan kepada kami, niscaya kami akan membuat satu hari raya di hari turunya ayat ini, kemudian Umar memberi tahu kapan diturunkan ayat ini. Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah ini adalah : bahwasanya Umar tidak menhadakan perkara baru dalam agama ini dalam bentuk hari raya untuk mengikuti perkataan Yahudi, karena Umar mengetahui bahwa hari raya dalam Islam harus berdasarkan dalil syar’i yang shahih. (Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar)
Tasyri’ adalah hak Allah. Yang dimaksud dengan tasyri’ adalah apa yang diturunkan Allah untuk hambaNya berupa manhaj (jalan) yang harus mereka lalui dalam bidang aqidah, muamalat dan sebagainya. Termasuk di dalamnya masalah penghalalan dan pengharaman.
Tidak seorang pun berwenang menghalalkan kecuali apa yang sudah dihalalkan Allah, juga tidak boleh mengharamkan kecuali apa yang sudah diharamkan Allah. Allah berfirman: “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “Ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah.” (An-Nahl: 116)
“Katakanlah: ‘Terangkanlah kepadaku tentang rizki yang ditu-runkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal’. Katakanlah: “Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah?” (Yunus: 59)
Allah telah melarang penghalalan dan pengharaman tanpa dalil dari Al-Kitab dan As-Sunnah, dan Dia menyatakan bahwa hal itu adalah dusta atas nama Allah. Sebagaimana Dia telah memberitahu-kan bahwa siapa yang mewajibkan atau mengharamkan sesuatu tanpa dalil maka ia telah menjadikan dirinya sebagai sekutu Allah dalam hal tasyri’. Allah berfirman: “Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?” (Asy-Syura: 21)
Siapa yang menta’ati musyarri’ (yang membuat syari’at) selain Allah maka ia telah menyekutukan Allah. “… dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.” (Al-An’am: 121)
Maksudnya adalah orang-orang yang menghalalkan bangkai-bangkai yang sudah diharamkan Allah. Maka siapa yang menta’ati mereka dia adalah musyrik. Sebagaimana Allah memberitahukan bahwa siapa yang menta’ati para ulama dan rahib-rahib dalam hal menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, maka ia telah menjadikan mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah.
Dia berfirman: “Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Mahaesa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (At-Taubah: 31)
Ketika Adiy bin Hatim mendengar ayat ini, ia berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya kami tidak menyembah mereka.”
Maka Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam berkata kepadanya: “Bukankah mereka menghalalkan apa yang Allah haramkan, kemudian kalian menghalalkannya. Dan mereka mengharamkan apa yang Allah halalkan, kemudian kalian mengharamkannya?!” Ia menjawab, “Ya. benar.” Maka beliau bersabda, “Itulah bentuk ibadah kepada mereka.” (HR. At-Tirmidzi)
Syaikh Abdurrahman bin Hasan Rahimahullaah berkata, “Di dalam hadits tersebut terdapat dalil bahwa menta’ati ulama dan pendeta dalam hal maksiat kepada Allah berarti beribadah kepada mereka dari selain Allah, dan termasuk syirik akbar yang tidak diampuni oleh Allah.
Karena akhir ayat tersebut berbunyi: “… padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Mahaesa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (At-Taubah: 31)
Senada dengan itu adalah firman Allah : “Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguh-nya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.” (Al-An’am: 121)
Hal ini banyak menimpa orang-orang yang bertaklid kepada ulama mereka. Karena mereka tidak melihat dalil lagi, meskipun ulama yang diikutinya itu telah menyalahi dalil. Dan ia termasuk jenis syirik ini. Maka menta’ati dan konsisten terhadap syari’at Allah serta meninggalkan syari’at-syari’at lainnya adalah salah satu keharusan dan konsekuensi dari laa ilaaha illallah. Dan hanya Allah-lah tempat kita memohon pertolongan.
(Kitab At-Tauhid, jilid 1)
Wallahu alam
🍃 Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc
•┈┈••❁🌹🌹🌹❁••┈┈•
PROGRAM TA’AWUN GROUP PARA PENCINTA SUNNAH
Bagi yang ingin berdonasi di kegiatan ta’awun, dana dapat disalurkan ke :
Rekening PPS
BNI SYARIAH
YAYASAN PARA PEMBELA SUNNAH
NOREK : 7807878003
KODE BANK : 427 (Jika transfer dari bank lain)
Lalu konfirmasi ke salah satu Admin :
dr. M. Faishal Riza Sp.JP : 0811-360-7893
Agus Wijaya : 0812-3082-0070
M. Eko Subekti : 0812-3489-2689
Konfirmasi :
nama#tanggal transfer#jumlah#keperluan
Atas partisipasi dan ta’awunnya kami ucapkan jazaakumullohu khoiron (Semoga Allah membalas anda dengan kebaikan).
•┈┈••❁🌹🌹🌹❁••┈┈•
🌐 Website: bit.ly/ParaPencintaSunnah
💻 Facebook: bit.ly/fb-ParaPencintaSunnah
📷 Instagram: bit.ly/IG-ParaPencintaSunnah
📺 Youtube Channel:
bit.ly/Youtube-ParaPencintaSunnah
📱 Twitter: bit.ly/Twitter-ParaPencintaSunnah
🖨 Telegram: bit.ly/Telegram-ParaPencintaSunnah