Serial kitab Tauhid
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
Bab 19
Faktor Yang Menyebabkan Manusia Menjadi Kafir Dan Meninggalkan Agama Mereka, Yaitu Sikap Yang Berlebihan Kepada Orang-Orang Shalih
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اِنْ يَّدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖۤ اِلَّاۤ اِنٰـثًـا ۚ وَاِنْ يَّدْعُوْنَ اِلَّا شَيْـطٰنًا مَّرِيْدًا
“Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah inasan (berhala), dan mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka,”
(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 117)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَ قَالُوْا لَا تَذَرُنَّ اٰلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَّلَا سُوَاعًا ۙ وَّ لَا يَغُوْثَ وَيَعُوْقَ وَنَسْرًا
“Dan mereka berkata, Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa’, Yagus, Ya’uq, dan Nasr.”
(QS. Nuh 71: Ayat 23)
Ini adalah nama-nama orang shalih dari kaum Nabi Nuh. Tatkala mereka meninggal, setan membisikkan kepada kaum mereka, Dirikanlah patung-patung pada tempat yang pernah diadakan pertemuan di sana oleh mereka, dan namailah patung-patung itu dengan nama-nama mereka.
Orang-orang itu pun melaksanakan bisikan setan tersebut, tetapi patung-patung mereka ketika itu belum disembah. Hingga orang-orang yang mendirikan patung itu meninggal dan ilmu agama dilupakan orang, barulah patung-patung tadi disembah.
Ibnul Qayyim 1 mengatakan, Banyak kalangan salaf yang berkata, Setelah mereka itu meninggal, orang-orang pun sering mendatangi kuburan mereka, lalu membikin patung-patung mereka; kemudian, setelah masa demi masa berlalu, akhirnya disembahlah patung-patung tersebut.
Diriwayatkan dari ‘Umar bahwa Rasulullah bersabda, “Janganlah kamu berlebih-lebihan memujiku, sebagaimana orangorang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji (‘Isa) putera Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah, “Abdullah wa Rasuluhu” (Hamba dan RasulNya). (Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim).” Dan Rasulullah bersabda, “Jauhilah oleh kalian sekalian sikap berlebihan, karena sesungguhnya sikap berlebihan itulah yang menghancurkan umat-umat sebelum kamu.” (Hadits riwayat Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas.)
Muslim meriwayatkan dari Ibnu Ma’ud bahwa Rasulullah bersabda, “Binasalah orang-orang yang berlebihan tidakannya. (beliau sebutkan kalimat ini sampai tiga kali).”
Kandungan Bab ini
1. Bahwa orang yang memahami bab ini dan kedua bab berikutnya, akan jelas baginya keterasingan Islam; dan akan melihat betapa kuasa Allah itu merubah hati manusia.
2. Mengetahui bahwa mula pertama syirik yang terjadi di muka bumi ini adalah karena sikap yang tidak benar terhadap orang-orang shalih.
3. Mengetahui apa yang pertama kali diperbuat orang-orang sehingga ajaran Nabi menjadi berubah, dan apa faktor penyebabnya. Padahal para nabi itu, sebagaimana diketahui adalah utusan Allah.
4. Diterimanya hal-hal bid’ah, padahal syari’at Ilahi dan trah murni manusia menolaknya.
5. Faktor yang menyebabkan itu semua adalah percampur-adukan antara alhaq dan al-bathil. Adapun yang pertama, ialah rasa cinta kepada orangorang shalih. Sedangkan yang kedua adalah tindakan yang dilakukan sejumlah orang berilmu dan beragama dengan maksud untuk sesuatu kebaikan, tetapi orang-orang yang datang sesudah mereka menduga bahwa apa yang mereka maksudkan bukanlah hal itu.
6. Tafsiran ayat dalam surat Nuh. (Ayat ini menunjukkan bahwa yang berlebihan dan melampaui batas terhadap orang-orang shalih adalah penyebab terjadinya syirik dan ditinggalkannya tuntunan agama para nabi)
7. Watak manusia bahwa al-haq yang ada dalam dirinya bisa berkurang, sedangkan al-bathil malah bisa bertambah.
8. Bab ini mengandung suatu bukti bagi kebenaran pernyataan kaum salaf bahwa bid’ah adalah penyebab kekaran, dan lebih disenangi oleh Iblis dari pada maksiat, karena maksiat masih bisa diampuni, sedangkan bid’ah tidak.
9. Setan mengetahui tentang dampak yang diakibatkan oleh bid’ah, sekalipun maksud pelakunya adalah baik.
10. Mengetahui kaidah umum, yaitu bahwa sikap yang berlebihan dalam agama dilarang; dan mengetahui pula dampak yang diakibatkannya.
11. Bahaya dari perbuatan sering berdiam diri di kuburan dengan niat untuk suatu amal shalih.
12. Larangan adanya patung-patung dan hikmah dalam pemusnahannya [untuk menjafa kemurnian tauhid dan mengikis kemusyrikan].
13. Kisah tentang kaum Nabi Nuh tersebt mengandung makna besar, dan diperlukan sekali, meskipun sudah dilakukan.
14. Hal yang paling mengherankan, bahwa mereka [ahli bid’ah] telah membaca kisah ini dalam kitab-kitab tafsir dan hadits dan mengerti arti kalimatnya; tetapi Allah menutup hati mereka, sehingga mereka mempunyai keyakinan bahwa apa yang dilakukan oleh kaum Nabi Nuh adalah amal ibdah yang terbaik, maka mereka pun berkeyakinan bahwa apa yang dilarang Allah dan RasulNya adalah kekaran yang menghalalkan darah dan harta.
15. Dinyatakan bahwa sikap kaum Nabi Nuh yang berlebihan terhadap orangorang shalih tiada lain karena mengharap syafa’at mereka.
16. Mereka menduga bahwa inilah maksud orang-orang yang berilmu yang mendirikan patung-patung itu.
17. Pernyataan penting yang termuat dalam sabda Rasulullah, Janganlah kamu berlebih-lebihan memujiku, sebagaimana orangorang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji (‘Isa) putera Maryam. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah kepada beliau, yang telah menyampaikan risalah dengan sebenar-benarnya.
18. Ketulusan hati beliau kepada kita dengan memperingatkan bahwa akan binasa orang-orang yang berlebihan tidakannya.
19. Dinyatakan dalam kisah bahwa patung-patung itu baru disembah setelah ilmu [agama] dilupakan. Dengan demikian, dapat diketahui nilai keberadaan ilmu ini dan bahayanya apabila hilang.
20. Bahwa setiap hilangnya ilmu adalah matinya para ulama
Semoga bermanfaat