*๐ SIRAH SHAHABAT*
*PANDANGAN AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH TERHADAP SAHABAT NABI*
*โ BERPEDOMAN KEPADA SAHABAT, ADALAH JAMINAN KEMENANGAN*
Dalam hadits riwayat Muslim, no 2523 dari jalur Abu Zubair, dari Jabir, dari Abu Saโid Al Khudri Radhiyallahu โanhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu โalaihi wa sallam bersabda:
ููุฃูุชูู ุนูููู ุงููููุงุณู ุฒูู ูุงูู ููุจูุนูุซู ู ูููููู ู ุงููุจูุนูุซู ูููููููููููู ุงููุธูุฑููุง ูููู ุชูุฌูุฏูููู ูููููู ู ุฃูุญูุฏูุง ู ููู ุฃูุตูุญูุงุจู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ูููููุฌูุฏู ุงูุฑููุฌููู ููููููุชูุญู ููููู ู ุจููู ุซูู ูู ููุจูุนูุซู ุงููุจูุนูุซู ุงูุซููุงููู ูููููููููููู ูููู ูููููู ู ู ููู ุฑูุฃูู ุฃูุตูุญูุงุจู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููููููุชูุญู ููููู ู ุจููู ุซูู ูู ููุจูุนูุซู ุงููุจูุนูุซู ุงูุซููุงููุซู ููููููุงูู ุงููุธูุฑููุง ูููู ุชูุฑููููู ูููููู ู ู ููู ุฑูุฃูู ู ููู ุฑูุฃูู ุฃูุตูุญูุงุจู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุซูู ูู ููููููู ุงููุจูุนูุซู ุงูุฑููุงุจูุนู ููููููุงูู ุงููุธูุฑููุง ูููู ุชูุฑููููู ูููููู ู ุฃูุญูุฏูุง ุฑูุฃูู ู ููู ุฑูุฃูู ุฃูุญูุฏูุง ุฑูุฃูู ุฃูุตูุญูุงุจู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ูููููุฌูุฏู ุงูุฑููุฌููู ููููููุชูุญู ููููู ู ุจููู
โAkan datang suatu masa, yang saat itu ada satu pasukan dikirim (untuk berperang)โ. Mereka mengatakan: โCoba lihat, adakah di antara kalian seorang sahabat Nabi Shallallahu โalaihi wa sallam ?โ Ternyata ada satu orang sahabat Nabi. Maka karenanya, Allah memenangkan mereka. Kemudian dikirim pasukan kedua. Dikatakan kepada mereka: โAdakah di antara mereka yang pernah melihat sahabat Nabi Shallallahu โalaihi wa sallam?โ Maka karenanya, Allah memenangkan mereka. Lalu dikirim pasukan ketiga. Dikatakan: โCoba lihat, apakah ada di antara mereka yang pernah melihat seorang yang pernah melihat sahabat Nabi Shallallahu โalaihi wa sallam ?โ Maka didapatkan satu orang. Maka Allah memenangkan mereka. Kemudian dikirim pasukan keempat. Dikatakan: โCoba lihat, apakah ada di antara mereka yang pernah melihat seorang yang pernah seseorang yang melihat sahabat Nabi Shallallahu โalaihi wa sallam ?โ Maka didapatkan satu orang. Akhirnya Allah memenangkan mereka
Hadits ini menjelaskan kepada kita, betapa mulia kedudukan sahabat Nabi Shallallahu โalaihi wa sallam dan orang-orang yang mengikuti mereka. Allah memberi jaminan kemenangan bagi para sahabat dan orang-orang yang mengikuti sahabat. Tentu saja, yang dimaksud dalam hadits bukan hanya sekadar melihat dengan mata kepala saja, namun maksudnya ialah mengikuti pedoman mereka. Sebagaimana yang telah disebutkan tentang definisi sahabat Radhiyallahu โanhum.
*โ SIAPAKAH YANG DIMAKSUD SAHABAT NABI SHALLALLAHU ALAIAHI WA SALLAM ?*
Sahabat adalah, siapa saja yang melihat Rasulullah Shallallahu โalaihi wa sallam, atau bertemu dengan beliau walau hanya sesaat lalu beriman kepada beliau dan ia mati di atas keimanan.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya (249) dari hadits Al โAla` bin Abdirrahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah Radhiyallahu โanhu, bahwa Rasulullah Shallallahu โalaihi wa sallam melewati sebuah pekuburan. Lalu beliau Shallallahu โalaihi wa sallam bersabda:
ููููุงูู ุงูุณููููุงู ู ุนูููููููู ู ุฏูุงุฑู ููููู ู ู ูุคูู ูููููู ููุฅููููุง ุฅููู ุดูุงุกู ุงูููููู ุจูููู ู ููุงุญูููููู ููุฏูุฏูุชู ุฃููููุง ููุฏู ุฑูุฃูููููุง ุฅูุฎูููุงููููุง ููุงูููุง ุฃูููููุณูููุง ุฅูุฎูููุงูููู ููุง ุฑูุณูููู ุงูููููู ููุงูู ุฃูููุชูู ู ุฃูุตูุญูุงุจูู ููุฅูุฎูููุงููููุง ุงูููุฐูููู ููู ู ููุฃูุชููุง ุจูุนูุฏู
โSalam kesejahteraan atas kalian, wahai penghuni perkampungan kaum Mukminin. Dan aku Insya Allah akan menyusul kalian. Sungguh aku sangat merindukan untuk bertemu dengan saudara-saudara kitaโ. Para sahabatpun bertanya,โBukankah kami ini saudara-saudaramu?โ Beliau Shallallahu โalaihi wa sallam menjawab,โKalian adalah para sahabatku, sedangkan saudara-saudara kita adalah mereka yang datang kemudianโ.
Hadits ini menunjukkan, bahwa yang dimaksud sahabat ialah, orang yang bertemu dengan Rasulullah Shallallahu โalaihi wa sallam serta beriman kepada beliau Shallallahu โalaihi wa sallam. Sedangkan yang datang sesudahnya ialah, saudara-saudara beliau Shallallahu โalaihi wa sallam. Adapun orang yang bertemu dan beriman kepada beliau Shallallahu โalaihi wa sallam, (ia) dinamakan sahabat, baik pertemuan itu dalam waktu yang lama maupun sebentar.
Adapun dalil yang menunjukan bahwa orang yang bertemu dan beriman kepada Rasulullah serta mati di atas keimanan disebut sebagai sahabat ialah, sebuah hadits riwayat Ibnu Abi Syaibah (12/178) dari Zaid Ibnu Hibban, dari Abdullah bin Al โAlaโ bin โAmir, dari Watsilah bin Al Asqaโ, dia berkata, Rasulullah n bersabda: โKalian akan tetap berada dalam kebaikan selama di tengah-tengah kalian terdapat orang yang melihat dan menyertaiku. Demi Allah, kalian akan tetap berada dalam kebaikan, selama di tengah-tengah kalian terdapat seorang yang melihat orang yang melihatku, dan menyertai orang yang menyertaikuโ.
Di antaranya ialah hadits yang diriwayatkan Yaโqub bin Sufyan, di dalam At Tarikh (2/351), dari Adam, dari Baqiyah bin Al Walid, dari Muhammad bin Abdirrahman Al Yahshabi, bahwa ia mendengar Abdullah bin Basar berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu โalaihi wa sallam bersabda:
ุทูููุจูู ููู ููู ุฑูุขููู ูู ุทูููุจูู ููู ููู ุขู ููู ุจูู ูููู ู ูููุฑูููู ูู ุทูููุจูู ูููู ูู ุญูุณููู ู ูุขุจู
โSungguh beruntung orang yang melihatku, dan sungguh beruntung orang yang beriman kepadaku, sedangkan ia belum pernah melihatku. Sungguh baginya keberuntungan dan balasan yang baikโ. [Hadits ini juga dikeluarkan oleh Ibnu Abi โAshim di dalam As Sunnah, 1527, dari Yaโqub].
Ibnu Faris, seorang pakar bahasa, ia menjelaskan di dalam Muโjamu Maqayisil Lughah (III/335) dalam pasal Sha-ha-ba: โMenunjukkan penyertaan sesuatu dan kedekatannya dengan sahabat yang disertainya itu. Bentuk jamaknya adalah shuhab, sebagaimana kata raakib bentuk jamaknya rukab. Sama seperti kalimat โashhaba fulanโ, artinya menjadi tunduk. Dan kalimat โashahbar rajuluโ, artinya, jika anaknya telah berusia baligh. Dan segala sesuatu yang menyertai sesuatu, maka boleh dikatakan telah menjadi sahabatnyaโ.
Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan di dalam Majmuโ Fatawa (IV/464): โShuhbah adalah istilah yang digunakan untuk orang-orang yang menyertai Rasulullah Shallallahu โalaihi wa sallam dalam jangka waktu yang lama maupun singkat. Akan tetapi, kedudukan setiap sahabat ditentukan oleh jangka waktu ia menyertai Rasulullah. Ada yang menyertai beliau setahun, sebulan, sehari, sesaat, atau melihat beliau sekilas lalu (ia) beriman kepada beliau. Derajat masing-masing ditentukan menurut jangka waktunya menyertai Rasulullahโ.
Abu Hamid Al Ghazali berkata di dalam kitabnya, Al Mustashfa (1/165): โSiapakah sahabat itu? Sahabat ialah, siapa saja yang hidup bersama Rasulullah Shallallahu โalaihi wa sallam, atau pernah berjumpa dengan beliau sekali, atau pernah menyertai beliau dalam waktu sebentar maupun lama. Lalu berapa batasan waktunya? Predikat sahabat dinisbatkan kepada siapa saja yang menyertai Rasulullah. Cukuplah disebut sahabat, meski ia hanya menyertai beliau Shallallahu โalaihi wa sallam dalam waktu sebentar saja. Namun secara urf (kesepakatan umum) (ialah), mengkhususkannya bagi orang yang menyertai beliau Shallallahu โalaihi wa sallam dalam waktu lamaโ.
*โ LARANGAN MENCELA SAHABAT NABI*
Imam Muslim meriwayatkan dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu โanhu , dari Rasulullah Shallallahu โalaihi wa sallam , bahwa beliau Shallallahu โalaihi wasallam bersabda:
ููุง ุชูุณูุจูููุง ุฃูุตูุญูุงุจูู ููุง ุชูุณูุจูููุง ุฃูุตูุญูุงุจูู ููููุงูููุฐูู ููููุณูู ุจูููุฏููู ูููู ุฃูููู ุฃูุญูุฏูููู ู ุฃููููููู ู ูุซููู ุฃูุญูุฏู ุฐูููุจูุง ู ูุง ุฃูุฏูุฑููู ู ูุฏูู ุฃูุญูุฏูููู ู ููููุง ููุตูููููู
โJanganlah mencela sahabatku! Janganlah mencela sahabatku! Demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya, meskipun kalian menginfaqkan emas sebesar gunung Uhud, niscaya tidak akan dapat menyamai satu mud sedekah mereka, tidak juga separuhnyaโ*[5].
Hadits ini secara jelas melarang kita mencela sahabat Nabi. Larangan dalam hadits di atas hukumnya adalah haram. Yakni haram hukumnya mencela sahabat Nabi. Termasuk di dalamnya, yaitu semua bentuk celaan dan sindiran negatif yang ditujukan kepada mereka, atau salah seorang dari mereka. Sebab, mencela sahabat Nabi, berarti telah menyakiti Nabi Shallallahu โalaihi wa sallam.
Imam Ahmad meriwayatkan dalam Al Fadha-il (19), dari jalur Waki`, dari Jaโfar -yakni Ibnu Burqan- dari Maimun bin Mihran, ia berkata: โAda tiga perkara yang harus dijauhi. (Yaitu): mencela sahabat Muhammad Shallallahu โalaihi wa sallam, meramal lewat bintang-bintang, dan mempersoalkan takdirโ.
Imam Ahmad juga menulis surat kepada Abdus bin Malik tentang Ushul Sunnah. Beliau berkata di dalam suratnya: โTermasuk Ushul, (yaitu) barangsiapa melecehkan salah seorang sahabat Nabi, atau membencinya karena kesalahan yang dibuat, atau menyebutkan kejelekannya, maka ia termasuk mubtadi`, hingga ia mendoakan kebaikan dan rahmat bagi seluruh sahabat, dan hatinya tulus mencintai merekaโ*[6].
Imam Ahmad meriwayatkan di dalam kitab Al Fadha-il, dari jalur Waki`, dari Sufyan, dari Nusair bin Zaโluq, ia berkata, Saya mendengar Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma berkata: โJanganlah kalian mencela sahabat Muhammad Shallallahu โalaihi wa sallam. Sungguh, kedudukan mereka sesaat bersama Rasulullah Shallallahu โalaihi wa sallam (itu) lebih baik daripada amal ibadah kalian sepanjang umurnya!โ[7]
Bersambung
Footnote
[1]. HR Al Bukhari, 3651 dan Muslim, 2533.
[2]. HR Al Bukhari, 3650 dan Muslim, 2535.
[3]. HR Muslim, 2536.
[4]. Musnad Imam Ahmad, IV/126-127; Abu Dawud, 4607; At Tirmidzi, 2676; Ibnu Majah, 42; Ad Darimi, 95. Hadits ini shahih. Dinyatakan shahih oleh At Tirmidzi, Ibnu Hibban, Al Hakim, Al Bazzar, Abu Nuโaim dan Ibnu Rajab ketika mensyarah hadits ini. Tambahan yang terdapat di akhir hadits โSesungguhnya seorang mukmin ibarat unta yang jinak, apabila di arahkan kepada kebaikan ia pasti menurutโ adalah tambahan yang mungkar.
[5]. HR Muslim, 2540.
[6]. Thabaqatul Hanabilah, I/345
[7]. Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Al Fadha-il, 15 dan Al Baihaqi dalam Al Iโtiqad dengan sanad shahih. Diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah dalam Sunan-nya, 162
๐ Abu Ihsan Al Atsari
โขโโโขโขโ๐น๐น๐นโโขโขโโโข
*PROGRAM TA’AWUN GROUP PARA PENCINTA SUNNAH*
Bagi yang ingin berdonasi di kegiatan ta’awun Para Pencinta Sunnah, dana dapat disalurkan ke :
Rekening PPS
BNI SYARIAH
NURKHOLID ASHARI
NOREK : 0431487389
KODE BANK : 427 (Jika transfer dari bank lain)
Lalu konfirmasi ke salah satu Admin :
Farid : 0823-3603-7726
Nugroho : 0881-5006-720
Nurkholid : 081-331-946-911
Konfirmasi :
#nama#tanggal transfer#jumlah#keperluan
Atas partisipasi dan ta’awunnya kami ucapkan jazaakumullohu khoiron (Semoga Allah membalas anda dengan kebaikan).
โขโโโขโขโ๐น๐น๐นโโขโขโโโข
๐ Website: bit.ly/ParaPencintaSunnah
๐ป Facebook: bit.ly/fb-ParaPencintaSunnah
๐ท Instagram: bit.ly/IG-ParaPencintaSunnah
๐บ Youtube Channel:
bit.ly/Youtube-ParaPencintaSunnah
๐ฑ Twitter: bit.ly/Twitter-ParaPencintaSunnah
๐จ Telegram: bit.ly/Telegram-ParaPencintaSunnah