*🌙 SIRAH NABAWIYAH*
————— EPISODE 11 —————
🚹 “SANG RAHIB BUHAIRA” 🚹
Ketika Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam berusia 12 tahun (menurut riwayat lain 12 tahun 2 bulan 10 hari)
Pamannya, Abu Thalib, membawanya berdagang ke negeri Syam sampai ke suatu tempat bernama ‘Bushra’ yang masih termasuk wilayah Syam dan merupakan ibukota Hauran.
Di kala itu, Syam merupakan ibukota negeri-negeri Arab yang masih menganut undang-undang Romawi. Di negeri inilah dikenal seorang Rahib (pendeta) bernama ‘Buhaira’ (ada yang menyebutkan nama lainnya adalah ‘Jarjis’). Ketika rombongan tiba, dia langsung menyongsongnya, berjalan di antara sela-sela mereka hingga sampai kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam lalu memegang tangannya sembari berkata, “Inilah penghulu alam semesta, inilah utusan Rabb alam semesta, dia diutus oleh ALLAH sebagai rahmat bagi alam semesta ini”.
Abu Thalib & pemuka kaum Quraisy bertanya kepadanya, “Bagaimana anda tahu hal itu?”
Dia menjawab, “Sesungguhnya ketika kalian muncul dan naik dari bebukitan, tidak satu pun dari bebatuan ataupun pepohonan melainkan bersujud terhadapnya, dan keduanya tidak akan bersujud kecuali terhadap seorang Nabi. Sesungguhnya aku dapat mengetahuinya melalui tanda kenabian yang terletak pada bagian bawah tulang rawan pundaknya yang bentuknya seperti apel. Sesungguhnya kami mengetahui hal tersebut dari kitab suci kami”.
Sang Rahib pun menjamu mereka secara istimewa. Setelah itu dia meminta kepada Abu Thalib agar memulangkan keponakannya tersebut ke Makkah dan tidak membawanya serta ke Syam sebab khawatir bila tertangkap oleh orang-orang Romawi dan Yahudi.
Akhirnya, pamannya mengirimnya pulang bersama sebagian anaknya ke Makkah.
Sewaktu mereka mendatangi undangannya, Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam berada di antara unta-unta.
Buhaira berkata, “Panggil dia bersama kalian, kemudian dia datang dan awan telah menaunginya”.
Setelah mendekat ke kaum, ternyata naungan pohon itu telah melindungi tokoh Quraisy dan tatkala Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam duduk, tiba-tiba teduh pohon itu beralih ke Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam.
Buhaira berkata, “Lihatlah bagaimana teduh pohon itu beralih menaunginya”.
Kemudian dia berpesan agar tidak membawa Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam ke Romawi, karena kalau mereka melihat Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam, maka mereka pasti mengenalinya dan membunuhnya.
Kemudian tiba-tiba ada 7 orang yang datang dari Romawi, Buhaira menemuinya & berkata, “Apa yang menyebabkan kalian datang?”
Mereka berkata, “Kami datang karena pada bulan ini, ada seorang Nabi yang telah melakukan perjalanan & tidak ada jalan, kecuali telah ditelusuri & kami telah mendapat informasi bahwa dia melintasi jalan kamu ini”.
Buhaira berkata, “Bagaimana pendapat kalian, jika ALLAH berkehendak atas sesuatu, adakah seorang dari umat manusia ini yang mampu untuk menahannya?”.
Mereka berkata, “Tidak Mungkin”.
Buhaira berkata, “Kalau begitu baiatlah dia”.
Mereka membaiatnya dan kemudian bertanya, “Siapakah walinya?”.
Mereka berkata, “Abu Thalib”.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam tumbuh menjadi seorang pemuda bersama Abu Thalib, ALLAH langsung mengasuhnya, menjaga dan melindunginya dari segala urusan orang-orang jahiliyah, dan sejumlah perbuatan tercela mereka, karena ALLAH hendak memperlihatkan keistimewaannya, hingga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam tumbuh menjadi seorang lelaki dewasa yang paling berani/jantan di antara kaumnya, terbaik akhlaknya, paling jujur kata-katanya, dan orang yang sangat menjauhi perbuatan kotor dan tercela.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam tidak pernah terlihat memusuhi dan menentang seseorang, sehingga kaumnya menjulukinya dengan gelar ‘Al-Amin’, karena ALLAH menanamkan segala kebaikan dalam diri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Abu Thalib terus menerus menjaga, melindungi, membantu dan mendukung beliau Shallallahu Alaihi Wa Sallam, hingga Abu Thalib meninggal dunia.
‘Nantikan di Episode selanjutnya ya..
Insyaa ALLAH kita sekeluarga diberi rizki umur dalam keberkahan. Aamiin..’
In Syaa Allah bersambung minggu depan.
📝 “FOOTNOTES:” 📝
🌇 KOTA BUSHRA 🌇
Abu Thalib berangkat tahun 582 Masehi ke negeri Syam. Syam saat itu adalah sebuah negeri yg wilayahnya sekarang meliputi Syria, Yordania, dan Palestina. Syam berada di bawah pemerintahan Romawi timur. Jalur yg dilewati kafilah Abu Thalib adalah jalan kafilah barat yang menyusuri Laut Merah, Madyan, Wadi Al qurra, hijr, dan kota Bushra. Kota Bushra telah lama didirikan Romawi sebagai ibu kota wilayah Hauran, untuk menahan serbuan Badui pedalaman.
Di sini, Romawi memusatkan pasukan dan mengumpulkan pajak dari kafilah.
Bagi kafilah sendiri, Bushra adalah pusat perdagangan paling ramai sebelum tiba di Syria yang terletak di utara. [Muhammad Teladanku]
📜 KISAH BUHAIRA (BAHIRA)
As-Suhaili telah menceritakan kisahnya dari Siyar Az-Zuhri, bahwa Bahira adalah salah satu orang terpandai dari kalangan Yahudi. Namun menurutku, keterangan yang terlihat dari kisah ini, bahwa dia adalah seorang pendeta Nasrani. Wallahu A’lam. Diceritakan dari Al-Mas’udi, dia adalah keturunan Abdul Qais, namanya adalah ‘Sarjis’.
Di dalam kitab Al-Ma’arif karya Ibnu Qutaibah, disebutkan suara tanpa rupa terdengar pada masa jahiliyah,
tak lama sebelum Islam datang, ia berbisik dan berkata, “Ingatlah bahwa orang terbaik dari semua penduduk bumi adalah 3 orang, yaitu Bahira, Ri’ab Asy-Syani, dan yang ketiga adalah orang yang ditunggu-tunggu kehadirannya. Orang ketiga yang ditunggu-tunggu kehadirannya adalah Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam”.
Ibnu Qutaibah berkata, “Makam Ri’ab bin Asy-Syani dan kuburan keturunan setelahnya, tak henti-hentinyà diselimuti ‘thasy’, yaitu hujan rintik-rintik”. [Al-Bidayah wa an-Nihayah; 3/704]
💡 HIKMAH (PELAJARAN)
(1)
Pada kisah Buhaira terdapat bukti bahwa Ahlu Al-Kitab mengetahui sifat & zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam akan diutus, pengingkaran mereka terhadap risalah adalah atas dasar ilmu pengetahuan, bukan atas dasar kebodohan.
ALLAH Ta’ala berfirman: “Dan setelah datang kepada mereka Al-Qur’an dari ALLAH yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la’nat ALLAH-lah atas orang-orang yang ingkar itu.” [QS. Al-Baqarah: 89]
(2)
Pada kisah Buhaira tedapat kesaksian Ahlu Al-Kitab terhadap Ahlu Al-Kitab,
bahkan kesaksian seorang ulama dari Ahlu Al-Kitab tentang kebenaran Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam, dan kesaksian terhadap orang-orang Nashrani bahwa mereka akan memusuhi Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam, berdasarkan dari firman ALLAH: “Dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya.” [QS. Yusuf: 26]
Oleh karena itu, dikatakan kepada Ahlu Al-Kitab, ‘Ulama mereka bersaksi atas kebenaran kenabian Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam, dan mereka bersaksi akan permusuhan yang keras dari kaum Nashrani.
(3)
Sebagian Nashrani berkomentar tentang pertemuan Buhaira dengan Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam,
mereka berkata, “Apa yang dikatakan Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam setelah diangkat menjadi Nabi adalah dari pengajaran Buhaira”,
Kalau memang demikian, maka patut dikatakan kepada mereka, “Kenapa kalian tidak menerima pernyataannya yang mengatakan tentang kebatilan akidah trinitas, penghapusan dosa dan penyaliban, doktrin yang dibawakan Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam dari pendeta itu?”
Kenapa orang-orang Nashrani pada hari ini tidak menerima pernyataan dari sesepuh mereka tentang kebatilan akidah mereka sebagaimana yang di firmankan oleh ALLAH Ta’ala, “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: ‘Sesungguhnya ALLAH ialah Al-Masih putera Maryam’.” [QS. Al-Maidah: 72]
Dan juga firman-NYA, “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: ‘Bahwasanya ALLAH salah seorang dari yang tiga’, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa”. [QS. Al-Maidah: 73]
Kalau memang perkataan tersebut bersumber dari Buhaira, maka kenapa kalian tidak menerimanya? [Fikih Sirah Nabawiyah]
Mari bersholawat atas Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam
Mari mempelajari perjalanan hidup suri teladan kita Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam
Sumber Buku:
– Ar-Rahiq al-Makhtum (Sirah Nabawiyah Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam, edisi revisi); Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri (Penerbit Darul Haq, Jakarta)
– Fikih Sirah Nabawiyah; Prof. Dr. Zaid bin Abdul Karim Az-Zaid (Penerbit Darus Sunnah, Jakarta)
– Muhammad Teladanku (Penerbit Sygma Daya Insani, Jakarta)
– Al-Bidayah wa An-Nihayah; Ibnu Katsir
•┈┈••❁🌹🌹🌹❁••┈┈•
*PROGRAM TA’AWUN GROUP PARA PENCINTA SUNNAH*
Bagi yang ingin berdonasi di kegiatan ta’awun Para Pencinta Sunnah, dana dapat disalurkan ke :
Rekening PPS
BNI SYARIAH
NURKHOLID ASHARI
NOREK : 0431487389
KODE BANK : 427 (Jika transfer dari bank lain)
Lalu konfirmasi ke salah satu Admin :
Farid : 0823-3603-7726
Nugroho : 0881-5006-720
Nurkholid : 081-331-946-911
Konfirmasi :
#nama#tanggal transfer#jumlah#keperluan
Atas partisipasi dan ta’awunnya kami ucapkan jazaakumullohu khoiron (Semoga Allah membalas anda dengan kebaikan).
•┈┈••❁🌹🌹🌹❁••┈┈•
🌐 Website: bit.ly/ParaPencintaSunnah
💻 Facebook: bit.ly/fb-ParaPencintaSunnah
📷 Instagram: bit.ly/IG-ParaPencintaSunnah
📺 Youtube Channel:
bit.ly/Youtube-ParaPencintaSunnah
📱 Twitter: bit.ly/Twitter-ParaPencintaSunnah
🖨 Telegram: bit.ly/Telegram-ParaPencintaSunnah