Bangunan Islam pernah mencapai puncak kejayaan dan kegemilangannya ketika cara hidup umat Islam berpandukan Al-Qur’an dan tuntunan sunah Rasul- Nya. Sayangnya, tradisi kehidupan itu telah tergeser oleh nilai-nilai materialisme, yakni sistem sosial yang berorientasi dan didasari ukuran-ukuran materi.
Dengan demikian, sesungguhnya sistem sosial kehidupan Islam dan kaum Muslimin sedang tertimpa penyakit karena telah terjadi penyimpangan perilaku sosial, menyimpang dari sistem tauhid kepada sistem materialisme.
Mereka seakan tidak memiliki pedoman. Al-Qur’an dan as-Sunnah yang menjadi pedoman hidup telah mereka tinggalkan. Akibatnya, terjadilah apa yang telah terjadi.
Mereka seolah tak tahu kemana tujuan hidup mereka. Mereka melupakan Allah, sehingga Allah pun membuat mereka lupa dengan diri mereka sendiri.
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” [QS. Al-Hasyr : 19].
Di akhir zaman kaum muslimin akan tertimpa kehinaan karena perbuatan mereka sendiri.
Nabi صلى الله عليه و سلم mengabarkan bahwa kelak di masa yang akan datang ummat Islam akan berada dalam keadaan yang sedemikian buruknya sehingga diumpamakan sebagai laksana makanan yang diperebutkan oleh sekumpulan pemangsanya.
يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
“Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya.” Maka seseorang bertanya: ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi menjawab : ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” [HR Abu Dawud 3745 disohihkan Al-Albany]
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
إذا تبايعتُم بالعِينةِ ، و أخذتُم أذنابَ البقرِ ، و رضِيتُم بالزَّرعِ ، و تركتُمُ الجهادَ سلَّط اللهُ عليكم ذُلًّا ، لا يَنزِعُه حتى ترجِعوا إلى دِينِكم
“Apabila kalian telah berjual beli dengan cara Al-‘Inah dan kalian telah ridho dengan pertanian dan kalian telah mengikuti ekor-ekor sapi (-peternakan-) dan kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kepada kalian suatu kehinaan yang (Allah) tidak akan mencabutnya sampai kalian kembali kepada agama kalian”. [HR. Abu Daud dan lain-lainnya, dishohihkan Al-Albany, Ash-Shohihah; No.11]
Diantara faedah yang sangat berharga untuk kita renungkan dari hadits ini adalah kerendahan dan kehinaan yang menimpa umat Islam tidak lain disebabkan karena penyimpangan-penyimpangan yang mereka lakukan.
Berkata Syaikh Abdul Aziz bin Baz رحمه الله, Dan sebab-sebab kelemahan dan kemunduran serta berkuasanya musuh atas kaum muslimin sebenarnya kembali kepada satu sebab saja, yang darinya lahirlah sebab-sebab yang banyak, berawal dari satu faktor pengaruh, lalu melahirkan faktor-faktor pengaruh lainnya yang banyak. Adapun sebab dan faktor pengaruh yang satu itu adalah kebodohan, yaitu tidak mengenal Allah dan agama-Nya dengan baik! Dan akibat buruknya menimpa mayoritas manusia, maka ketika itu ilmu agama Islam menjadi sedikit dan kebodohan mendominasi. Dari kebodohan terhadap Allah dan agama-Nya inilah, terlahir berbagai sebab dan faktor pengaruh yang buruk berupa cinta dunia yang berlebihan, membenci kematian, menelantarkan shalat dan mengikuti syahwat, tidak mempersiapkan diri menghadapi musuh”
Dan juga dengan demikian, terlahirlah dari satu sebab itu kebodohan terhadap Allah dan agama-Nya, perpecahan dan perselisihan, tidak merapatkan barisan, tak bersatu dan tak pula saling tolong-menolong. Dari sebab-sebab yang bahaya inilah, berikut buah pahit dan konsekuensinya, maka terjadilah apa yang terjadi berupa kelemahan dan kemunduran di hadapan musuh Islam dalam seluruh bidang kecuali bidang yang Allah kehendaki tidak mengalami kelemahan dan kemunduran.
Dari hal itu kesimpulannya bahwa akar masalah kelemahan dan kemunduran umat Islam ini adalah kebodohan terhadap Allah dan agama-Nya,
“Dan dalil yang menunjukkan bahwa sebab terbesar kelemahan dan kemunduran umat Islam adalah tidak mengenal Allah dan agama-Nya serta hakekat yang wajib dipegang dan diambil, adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits shahih”
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين.
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Dia akan memahamkan agama ini kepadanya” [HR. Al-Bukhari dan Muslim], dan juga beberapa Ayat dan hadits yang menunjukkan kepada makna ini, semua dalil tersebut menunjukkan buruknya kebodohan dan keburukan akibat serta kesudahannya.
[www.binbaz.org.sa]
Kejayaan dan kemuliaan umat Islam ini hanya ada dengan ilmu, yaitu ilmu yang menjadi penuntun setiap langkah umat.
Allah akan menjadikan jaya dan mulia kembali umat ini dan mengangkat derajat mereka jika mereka berilmu sehingga benar amal mereka, Allah berfirman,
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu (agama Allah) beberapa derajat.” [QS. Al-Mujaadilah: 11].
Syaikh DR. Shalih bin Abdulloh bin Humaid ketika menafsirkan ayat ini mengatakan,
نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشَاءُ
“Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki” [QS. Yusuf:76], Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki dengan sebab ilmu”
[Tafsir Al-Mukhtashar, Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid]
Kehinaan ini tidak akan dicabut oleh Allah dari ummat sampai mereka mau kembali kepada agamanya dengan ilmu yang benar dan amalan yang lurus. Yaitu kembali menghidupkann sunnah Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari Islam baik itu berupa muamalah yang harom ataupun perkara yang menyimpang dari Islam berupa bid’ah-bid’ah yang diada-adakan tanpa ada dasarnya dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Wallahu a’lam
? Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc
•┈┈••❁???❁••┈┈•
PROGRAM TA’AWUN GROUP PARA PENCINTA SUNNAH
Bagi yang ingin berdonasi di kegiatan ta’awun, dana dapat disalurkan ke :
Rekening PPS
BNI SYARIAH
YAYASAN PARA PEMBELA SUNNAH
NOREK : 7807878003
KODE BANK : 427 (Jika transfer dari bank lain)
Lalu konfirmasi ke salah satu Admin :
dr. M. Faishal Riza Sp.JP : 0811-360-7893
Agus Wijaya : 0812-3082-0070
M. Eko Subekti : 0812-3489-2689
Konfirmasi :
nama#tanggal transfer#jumlah#keperluan
Atas partisipasi dan ta’awunnya kami ucapkan jazaakumullohu khoiron (Semoga Allah membalas anda dengan kebaikan).
•┈┈••❁???❁••┈┈•
? Website: bit.ly/ParaPencintaSunnah
? Facebook: bit.ly/fb-ParaPencintaSunnah
? Instagram: bit.ly/IG-ParaPencintaSunnah
? Youtube Channel:
bit.ly/Youtube-ParaPencintaSunnah
? Twitter: bit.ly/Twitter-ParaPencintaSunnah
? Telegram: bit.ly/Telegram-ParaPencintaSunnah