Terbuai dengan kehidupan dunia …

Lalai dari perkara agama akan menyebabkan manusia memahami kehidupan dunia ini hanya dari sisi fisiknya saja, dan ia tidak akan memperhatikan batin dan hakikat kehidupan tersebut yaitu akhirat.

Alloh berfirman,

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ

“Mereka hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia. Sedangkan mereka terhadap kehidupan akhirat adalah lalai. ” [QS. Ar-Rum : 7].

Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi, Mereka hanya melihat kepada sebab dan memastikan perkara karena ada sebab-sebabnya, dan mereka meyakini tidak akan terjadi perkara apa pun tanpa ada sebab-sebabnya. Mereka hanya berdiri bersama sebab, dan tidak melihat kepada yang mengadakan sebab itu. Hati mereka, hawa nafsu mereka, dan keinginan mereka tertuju kepada dunia dan perhiasannya. Oleh karena itu, mereka lakukan sesuatu untuknya dan berusaha keras kepadanya dan lalai dari akhirat. Mereka berbuat bukan karena rindu kepada surga dan takut kepada neraka serta takut berhadapan dengan Allah nanti pada hari Kiamat. Ini merupakan tanda kecelakaan seseorang. Namun sangat mengherankan sekali, orang yang seperti ini adalah orang yang pandai dan cerdas dalam urusan dunia sampai membuat manusia terkagum kepadanya. Mereka membuat kendaraan darat, laut dan udara, serta merasa ujub (kagum) dengan akal mereka dan mereka melihat selain mereka lemah dari kemampuan itu yang sesungguhnya Allah yang memberikan kepada mereka kemampuan itu, sehingga mereka merendahkan orang lain, padahal mereka adalah orang yang paling bodoh dalam urusan agama, paling lalai terhadap akhirat, dan paling kurang melihat akibat (kesudahan dari segala sesuatu). Selanjutnya mereka melihat kepada kemampuan yang diberikan Allah berupa berpikir secara teliti tentang dunia dan hal yang tampak daripadanya, namun mereka dihalangi dari berpikir tinggi, yaitu mengetahui bahwa semua perkara milik Allah, hukum (keputusan) hak-Nya, memiliki rasa takut kepada-Nya dan meminta kepada-Nya agar Dia menyempurnakan pemberian-Nya kepada mereka berupa cahaya akal dan iman. Semua perkara itu jika diikat dengan iman dan menjadikannya sebagai dasar pijakan tentu akan membuahkan kemajuan, kehidupan yang tinggi, akan tetapi karena dibangun di atas sikap ilhad (ingkar Tuhan), maka tidak membuahkan selain turunnya akhlak, menjadi sebab kebinasaan dan kehancuran. [An-Nafahat Al-Makkiyah, Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi]

Allah berfirman,
“Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).” [QS. Al Anbiyaa’ :1].

Allah menjelaskan dalam Al-Qur’an sebab kelalaian dalam Surat al-A`raf,
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu sebagai binatang ternak (dalam hal tidak mau mengetahui, melihat dan mendengar), bahkan mereka lebih sesat, mereka itulah orang-orang yang lalai. ” [QS. Al-A’raf : 179]

Diantara sifat-sifat orang yang lalai.
Allah berfirman, “Barang siapa yang berpaling (yaitu memalingkan diri) dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah, Kami adakan (jadikan) baginya setan, maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. ” [QS. Az-Zukhruf : 36]

Orang-orang yang mengikuti hawa nafsu dianggap sebagai penyebab lalai.

Allah berfirman,
“… dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas (terlalu berlebih-lebihan). ” [QS. Al-Kahfi : 28]

Orang-orang yang lebih mementingkan hartanya termasuk orang yang lalai.

Allah berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah melalaikan kalian, harta-harta kalian dan anak-anak kalian dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. ” [QS. Al-Munafiqun : 9].

Wallahu a’lam

? Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc

•┈┈••❁???❁••┈┈•

PROGRAM TA’AWUN GROUP PARA PENCINTA SUNNAH

Bagi yang ingin berdonasi di kegiatan ta’awun, dana dapat disalurkan ke :

Rekening PPS
BNI SYARIAH
YAYASAN PARA PEMBELA SUNNAH
NOREK : 7807878003
KODE BANK : 427 (Jika transfer dari bank lain)

Lalu konfirmasi ke salah satu Admin :

dr. M. Faishal Riza Sp.JP : 0811-360-7893
Agus Wijaya : 0812-3082-0070
M. Eko Subekti : 0812-3489-2689

Konfirmasi :

nama#tanggal transfer#jumlah#keperluan

Atas partisipasi dan ta’awunnya kami ucapkan jazaakumullohu khoiron (Semoga Allah membalas anda dengan kebaikan).

•┈┈••❁???❁••┈┈•

? Website: bit.ly/ParaPencintaSunnah
? Facebook: bit.ly/fb-ParaPencintaSunnah
? Instagram: bit.ly/IG-ParaPencintaSunnah
? Youtube Channel:
bit.ly/Youtube-ParaPencintaSunnah
? Twitter: bit.ly/Twitter-ParaPencintaSunnah
? Telegram: bit.ly/Telegram-ParaPencintaSunnah


Posted

in

by